Luhut: Saya Ingin Orang Papua Tuan di Tanahnya Sendiri
https://kabarkampung10.blogspot.com/2016/07/luhut-saya-ingin-orang-papua-tuan-di.html
Menkopolhukam luhut binsar panjaitan dan gubernur papua, Lukas Enembe, saat memberikan keterangan kepada wartawan seusai kunjungan tiga hari luhut di papua |
JAYAPURA, (KK) - Menkopolhukam, Luhut Pandjaitan,
mengatakan dirinya ingin orang Papua menjadi tuan rumah di tanahnya sendiri.
"Sekaranglah
saatnya kita memberi mereka kesempatan yang lebih besar. Mereka harus
pergunakan kesempatan ini," kata Luhut, dalam sebuah siaran pers yang
ditayangkan di laman resmi Kemenkopolhukam akhir pekan ini.
Menurut dia,
pemerintah telah memutuskan untuk melakukan pendekatan secara holistik dalam
menangani masalah yang terjadi di provinsi Papua. Pendekatan holistik yang akan
dilakukan mencakup sisi kesehatan masyarakat, pendidikan, pembangunan
infrastruktur, sosial-ekonomi, dan penyelesaian persoalan-persoalan Hak Asasi
Manusia (HAM).
“Presiden
telah menyampaikan bahwa beliau akan melakukan pendekatan kesejahteraan dan
menangani masalah-masalah di Papua secara holistik. Operasi militer adalah opsi
terakhir, karena beliau tidak nyaman dengan langkah tersebut,” kata Luhut di
akhir kunjungan kerja selama tiga hari di provinsi tersebut.
Ia mengimbau
kepada kelompok-kelompok yang yang masih ada di gunung-gunung, yang masih
berseberangan dengan pemerintah, untuk segera turun. Menurut dia, pemerintah
akan menerima mereka untuk berdialog, dan Menteri Luhut mengharapkan mereka
segera bisa berpartisipasi bersama pemerintah dalam membangun Papua.
Di Papua
Luhut antara lain melakukan tatap muka dan berdialog dengan berbagai kalangan
di Papua. Selain itu, ia juga melakukan pertemuan dengan bupati dan walikota
se-Provinsi Papua.
Dari dialog
tersebut ia menyimpulkan bahwa pendekatan yang harus dilakukan kepada provinsi
Papua tidak bisa dipukul rata, karena karakter penduduk dan budaya masyarakat
Papua berbeda-beda.
“Pendekatan
yang kita lakukan untuk bagian barat tidak bisa kita terapkan di bagian timur,
di bagian selatan pun berbeda budayanya. Tetapi pada garis besarnya pendekatan
yang dilakukan harus memiliki satu tujuan, yaitu meningkatkan kesejahteraan,”
kata Menteri Luhut.
Ia melihat
masalah Papua saat ini adalah lemahnya chain of command (garis komando) dari
Gubernur kepada bawahannya. Masalah ini sudah dibicarakan dengan Gubernur Lukas
Enembe. Selain itu menteri Luhut juga melihat bahwa masyarakat asli Papua harus
diberi kesempatan untuk berkembang, termasuk di bidang usaha.
“Keberpihakan
kepada masyarakat asli mendesak untuk dilakukan. Kalau perlu, masyarakat asli
yang selama ini hanya menjadi sub-kontraktor bisa ditingkatkan menjadi
kontraktor. Perda (peraturan daerah) untuk mewujudkan hal ini sudah ada sejak
beberapa tahun yang lalu. Tinggal diimplementasikan saja,” kata Menteri Luhut.
Menko Polhukam
berpendapat bahwa isu keuangan bukanlah masalah bagi Papua. Selain pertumbuhan
ekonomi yang diatas rata-rata nasional (9%) , dana yang berputar di provinsi
ini berjumlah cukup besar, sekitar enam triliun rupiah, ditambah lagi Papua
memiliki sumber daya alam yang luar biasa besar.
“Yang perlu diperhatikan sekarang
adalah bagaimana membuat hasil pembangunan dapat dirasakan secara lebih merata.
Perkembangan ekonomi Papua yang baik ini harus dirasakan oleh seluruh
masyarakatnya. Desa di Papua mendapat alokasi dana desa tahun ini sebesar
sekitar 1,2 miliar rupiah. Saya usulkan kepada mereka, dengan dana yang besar
dan jumlah penduduk yang relatif sedikit, ada baiknya kalau setiap 4-5 desa
bergabung membangun sebuah boarding school untuk anak-anak SD sampai SMA.
Selanjutnya,
kalau mereka mampu, mereka bisa mengikuti program beasiswa dari pemerintah
untuk menyelesaikan pendidikan tingkat perguruan tingginya,” kata Menko
Polhukam.
Menurutnya,
membangun pendidikan untuk generasi muda Papua sangat diperlukan untuk
melengkapi program pembangunan pemerintah yang akan lebih aktif membangun
infrastruktur. Ia mengatakan lebih baik anak-anak Papua diperkuat keahliannya
dalam bidang teknologi dan teknologi informasi untuk mengimbangi pembangunan
fisik yang dilakukan oleh pemerintah.
Dalam
perjalanan menuju Banda Udara Sentani, Menteri Luhut menyempatkan diri
berziarah ke makam Theis Hiyo Eluay di wilayah Sentani. Menko Polhukam
mengatakan Theys adalah teman baiknya. Theys pernah menyertai Menko Luhut
berkunjung ke Timur Tengah dan bertemu pesiden Irak Saddam Hussein saat Menko
Luhut masih menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
“Bapakmu ini
orang baik, saya sedih kalau ingat beliau,” katanya kepada putra Theys, Boy
Eluay setelah berdoa di makam Theys.
Theys adalah
Ketua Presidium Dewan Papua yang didirikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid
sebagai wujud status otonomi Papua.
Pada tanggal
10 November 2001 Theys diculik, dan ditemukan sudah tidak bernyawa lagi di
dalam kendaraannya pada keesokan harinya. Enam anggota TNI AD dibawa ke
pengadilan untuk kasus ini.
Namun,
kunjungan ini bagi sebagian masyarakat Papua dianggap kontroversial. Salah
satunya karena kematian Theys dianggap sebagai sebuah konspirasi Jakarta
untuk membungkam Theys yang menyuarakan keinginan Papua untuk merdeka.
Selain itu
makam Theys yang berornamen bendera Bintang Kejora, pada saat Luhut berziarah
telah diubah menjadi berwarna putih polos.
Sumber: SATUHARAPAN.COM